MTsN 2 Asahan – Saat ini penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang psikotropika dan zat adiktif lainnya di kalangan remaja sudah sangat menghawatirkan. Hal ini di buktikan dengan banyak nya berita / kasus yang terjadi di lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan Narkoba. Banyaknya pengedar dan pemakai narkoba akan menyebabkan munculnya banyak kejahatan di lingkungan kita.
Para pecandu narkoba umum nya adalah usia produktif / pelajar, yaitu umur 11 sampai 24 tahun. Pada usia ini seorang anak memiliki sikap selalu ingin mencoba sesuatu yang belum diketahui nya. Rasa penasaran yang lebih besar mampu mengalahkan rasa takutnya, sehingga jika tak ada informasi awal yang mereka ketahui maka kemungkinan besar mereka dapat terjerumus. Pada awalnya mungkin mereka hanya ingin mencoba namun akhirnya menjadi ketergantungan.
Sebagai guru IPA di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Asahan, saya merasa tertantang untuk memperkenalkan pengetahuan tentang Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif tersebut. Dengan harapan para peserta didik dapat membentengi diri mereka terhadap bahaya dari Napza tersebut.
Karena itu pada pelajaran IPA kelas VIII semester dua, Materi Zat Adiktif, saya melakukan pembelajaran untuk memperkenalkan Napza tersebut. Dimana tujuan dari pembelajaran adalah peserta didik dapat membuat satu buah poster iklan layanan masyarakat tentang Napza, bahaya penggunaannya, serta cara pencegahannya.
Pembelajaran dilakukan melalui aplikasi WhatsApp (WA) dan Classroom. WA sebagai tempat tanya jawab (interaksi) sedangkan Classroom sebagai tempat absensi, pemberian materi dan tugas juga tempat pengumpulan tugas. Sehingga suatu saat jika bahan tersebut dibutuhkan masih ada dan aman tersimpan di classroom.
Sebelum dimulai pembelajaran, saya telah mempersiapkan materi singkat tentang zat adiktif. Kemudian saya masukkan di bagian materi pada Classroom. Setelah itu saya memberi tugas proyek untuk K.D. 4.6. membuat karya tulis tentang dampak penyalahgunaan zat adiktif bagi kesehatan, yaitu dengan tugas “Membuat poster iklan layanan masyarakat mengenai Napza, bahaya penggunaan nya serta pemecahan masalah untuk menghindarinya”.
Tugas proyek tersebut diberi waktu sembilan hari yaitu tanggal 8 – 17 Pebruari 2021, yang dikerjakan secara berkelompok sebanyak empat orang. Peserta didik bebas memilih anggota kelompoknya dengan tujuan agar mereka lebih nyaman untuk bekerja dan berdiskusi. Karena penugasan ini di lakukan secara daring.
Untuk menambah wawasan tentang Napza, Maka peserta didik di arahkan untuk menggali informasi melalui buku /referensi lain, baik dari perpustakaan, internet, atau media cetak lainnya. Selain itu peserta didik juga diarahkan untuk tetap berdiskusi dalam kelompok, agar dihasilkan karya yang baik (poster) dari segi materi dan desain. Juga peserta didik diarahkan untuk berinteraksi dengan orang tua dan keluarga saat proses pembuatan poster.
Selama proses pengerjaan poster, guru dan peserta didik melakukan komunikasi dan interaksi melalui WA group kelas. Sehingga informasi dapat diterima oleh semua peserta didik. Tidak ada tantangan yang berarti dirasakan peserta didik, karena secara umum mereka merasa nyaman-nyaman saja saat proses pengerjaan nya.
Beberapa kelompok mengerjakan tugas secara daring, yaitu dengan berbagi tugas, ada yang mencari info tentang bahaya Napza, cara menghindari Napza, membuat desain di karton, dan menempelkan / menuliskan. Namun ada juga kelompok yang bekerja secara tatap muka di satu rumah temannya dan bekerja sama membuat poster. Ini mereka lakukan dengan alasan agar lebih bebas berdiskusi dan berkreasi, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan. Dan yang terpenting orang tua mereka memberi izin.
Hasil karya yang di buat para peserta didik terlihat beragam. Namun seluruhnya merupakan kerja kelompok. Mereka berusaha menghasilkan karya terbaiknya dan masing-masing punya ciri khas tersendiri. Karya yang mereka hasilkan tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan orang tua dan keluarga.
Seorang peserta didik mengatakan, “saat mencari bahan tentang bahaya Napza, saya bertanya pada abang dan dipinjami buku pelajaran abang yang masih bersekolah di tingkat SMA.”
Sedangkan peserta didik lainnya mengatakan, “saat buat poster, kami buat di rumah salah satu kawan dan di antar kan orang tua. Kami bawa cat crayon masing-masing, dan sudah mempersiapkan ide-ide tentang apa yang mau dibuat. Jadi saat berkumpul kami tinggal menuliskannya saja.”
“Ternyata dari semua sumber yang saya baca, Narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza) sangat berbahaya dan sasaran utamanya adalah remaja seusia kami. Pengaruh / dampak dari Napza ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menghancurkan masa depan kami.” Jelas seorang siswa putra saat saya merefleksi kegiatan mereka.
Kondisi Pandemi tidak dapat menyurutkan kreativitas anak saat belajar. Bahkan minat anak untuk belajar semakin tinggi jika di beri stimulus berupa tantangan yang di sesuaikan dengan kondisi saat ini. Semoga pembelajaran ini berkesan bagi mereka sehingga dapat membentengi mereka dari pengaruh / ancaman Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. RR. Manurung